حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ بْنِ قَعْنَبٍ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ، عَنْ أَنَسٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ مَعَ إِحْدَى نِسَائِهِ فَمَرَّ بِهِ رَجُلٌ فَدَعَاهُ فَجَاءَ فَقَالَ ‏"‏ يَا فُلاَنُ هَذِهِ زَوْجَتِي فُلاَنَةُ ‏"‏ ‏.‏ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ كُنْتُ أَظُنُّ بِهِ فَلَمْ أَكُنْ أَظُنُّ بِكَ ‏.‏ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنَ الإِنْسَانِ مَجْرَى الدَّمِ ‏"‏ ‏.‏
Salin
Hadits ini telah diberitakan tentang kewibawaan Safiyya, istri Rasul Allah (صلى الله عليه وسلم), melalui rantai pemancar lain (dan firman) adalah

" Dia pergi menemui Rasul Allah (صلى الله عليه وسلم) untuk mengunjunginya saat dia sedang menjalankan I'tikaf di masjid selama Ramadhan. Dia berbicara dengannya selama beberapa waktu dan kemudian berdiri untuk kembali dan Rasul Allikh (صلى الله عليه وسلم) berdiri untuk mengucapkan selamat tinggal kepadanya." Sisa hadits itu sama kecuali dengan variasi kata-kata yang dikatakan oleh Rasul Allah (صلى الله عليه وسلم): "Setan menembus dalam diri manusia seperti penetrasi darah (di setiap bagian tubuh)."