Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, "Ungkapan yang paling disayangi bagi Allah adalah empat: Subhan Allah (Suci Allah sekalipun), Al-Hamdulillah (Puji bagi Allah), La ilaha illa-Allah (Tidak ada dewa selain Allah), Allahu Akbar (Allah Maha Besar). Tidak ada salahnya bagimu yang mana di antara mereka dimulai dengan (sambil mengingat Allah). Dan janganlah kamu memberikan nama-nama ini kepada hamba-hambamu: Yasar dan Rabah dan Najih dan Aflah.
Keunggulan Empat Frasa
Nabi (ﷺ) menyoroti empat frasa spesifik yang paling dicintai Allah: Tasbih (Subhan Allah), Tahmid (Al-Hamdulillah), Tahlil (La ilaha illa-Allah), dan Takbir (Allahu Akbar). Ini mencakup transendensi Allah, rasa syukur, monoteisme, dan kebesaran - membentuk fondasi zikir Islam.
Fleksibilitas dalam Urutan
Frasa "Tidak ada bahaya bagi Anda dalam memulai dengan yang mana pun dari mereka" menunjukkan kebolehan memulai dengan salah satu dari empat frasa ini selama zikir. Ulama seperti Imam Nawawi menjelaskan bahwa ini menunjukkan fleksibilitas dalam ibadah dan bahwa semua frasa ini sama-sama mulia dan berbuah pahala.
Larangan Nama-Nama Tertentu
Larangan menamai hamba Yasar (kemudahan), Rabah (keuntungan), Najih (berhasil), dan Aflah (makmur) berasal dari implikasi negatif potensial. Seperti dijelaskan oleh ulama klasik, jika seseorang memanggil "Wahai Yasar!" saat orang tersebut tidak hadir, itu mungkin menyiratkan kemudahan konstan, yang bisa tidak benar dan menyebabkan harapan palsu atau kesalahpahaman tentang ketetapan ilahi.
Komentar Ilmiah
Ibn Hajar al-Asqalani mencatat bahwa keempat frasa ini mengandung bentuk pujian dan pengagungan yang paling murni. Al-Qurtubi menambahkan bahwa larangan nama-nama spesifik mengajarkan kita untuk menghindari nama yang mungkin membawa makna tidak pantas atau menyebabkan asumsi palsu tentang realitas, melindungi individu yang dinamai dan pemanggil dari potensi bahaya spiritual.