حَدَّثَنَا عَمْرٌو النَّاقِدُ، وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ، وَابْنُ أَبِي عُمَرَ، جَمِيعًا عَنْ سُفْيَانَ، - وَاللَّفْظُ لِعَمْرٍو - حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ أَبِي الزِّنَادِ، عَنِ الأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏"‏ لِلَّهِ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ اسْمًا مَنْ حَفِظَهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَإِنَّ اللَّهَ وِتْرٌ يُحِبُّ الْوِتْرَ ‏"‏ ‏.‏ وَفِي رِوَايَةِ ابْنِ أَبِي عُمَرَ ‏"‏ مَنْ أَحْصَاهَا ‏"‏ ‏.‏
Terjemahan
Abu Huraira melaporkan bahwa Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda

Ada sembilan puluh sembilan nama Allah; dia yang mengingatnya akan masuk ke Firdaus. Sesungguhnya Allah Maha Ganjil (Dia adalah satu, dan itu adalah bilangan ganjil) dan Dia mencintai bilangan ganjil. Dan dalam riwayat Ibnu 'Umar (kata-katanya adalah): "Dia yang menyebutkan mereka."

Comment

Teks & Konteks Hadis

"Ada sembilan puluh sembilan nama Allah; siapa yang menghafalnya akan masuk Surga. Sesungguhnya, Allah adalah Ganjil (Dia satu, dan itu adalah angka ganjil) dan Dia menyukai angka ganjil. Dan dalam riwayat Ibnu 'Umar (kata-katanya): 'Siapa yang menghitungnya.'"

Hadis mulia ini tercatat dalam Sahih Muslim (2677a) dari Abu Hurairah (semoga Allah meridainya), dan ini adalah bagian dari "Kitab yang Berkaitan dengan Peringatan kepada Allah, Doa, Taubat, dan Memohon Ampunan."

Makna "Menghafal" (Ihsa)

Istilah "ihsa" yang disebutkan dalam hadis membawa makna komprehensif yang melampaui sekadar menghafal. Ulama klasik menjelaskan hal itu meliputi: 1) Menghafal nama-nama dengan lisan, 2) Memahami makna dan implikasinya dengan hati, 3) Bertindak sesuai dengannya dengan menyembah Allah melalui setiap nama, dan 4) Memohon kepada Allah menggunakan nama-nama tersebut dalam doa.

Ungkapan alternatif "menghitungnya" dari Ibnu 'Umar menekankan aspek menghitung dan membacanya, yang merupakan langkah dasar menuju pemahaman dan penerapan yang lebih dalam.

Janji Surga

Pahala besar Surga bagi orang yang sepenuhnya mewujudkan "ihsa" adalah motivasi dan kabar gembira. Ulama menjelaskan ini adalah janji masuk Surga, tetapi itu tidak serta merta meniadakan kemungkinan hukuman sebelumnya untuk dosa besar jika Allah menghendaki, kecuali Dia memberikan pengampunan penuh. Masuk akhir dijamin bagi orang yang meninggal dalam keadaan Tawhid.

Signifikansi Angka Ganjil

Allah menggambarkan Diri-Nya sebagai "Ganjil" (Witr) menegaskan Ke-Esa-an-Nya yang mutlak (Tawhid) dan kesempurnaan Unik, tidak seperti ciptaan-Nya. Angka sembilan puluh sembilan itu sendiri adalah ganjil, mencerminkan atribut ini. Kecintaan-Nya pada angka ganjil adalah manifestasi dari hikmah dan preferensi ilahi-Nya, mendorong Muslim untuk memilih angka ganjil dalam ibadah yang ditentukan, seperti dalam shalat Witr atau hitungan Tasbih.

Kesimpulan & Manfaat Spiritual

Hadis ini menetapkan hubungan mendalam antara mengetahui nama-nama indah Allah dan kesuksesan akhirat. Ini adalah undangan untuk perjalanan pengetahuan ilahi, cinta, dan ibadah. Dengan mempelajari, merenungkan, dan hidup berdasarkan nama-nama ini, iman seorang mukmin disempurnakan, hati mereka menemukan ketenangan, dan tindakan mereka diperbaiki, membuka jalan mereka, dengan rahmat Allah, ke Taman-Taman Kenikmatan.