Sesungguhnya ada sembilan puluh sembilan nama untuk Allah, yaitu seratus kecuali satu. Dia yang menghitung mereka akan masuk ke Firdaus. Dan Hammam telah membuat penambahan ini atas otoritas Abu Huraira yang melaporkannya dari Rasul Allah (صلى الله عليه وسلم) bahwa dia berkata: "Dia ganjil (satu) dan menyukai bilangan ganjil."
Kitab yang Berkaitan dengan Mengingat Allah, Doa, Taubat, dan Memohon Ampunan
Sahih Muslim 2677 b
Teks Hadis
Sesungguhnya, ada sembilan puluh sembilan nama untuk Allah, yaitu seratus kecuali satu. Barangsiapa yang menghitungnya akan masuk Surga. Dan Hammam telah menambahkan ini berdasarkan otoritas Abu Huraira yang melaporkannya dari Rasulullah (ﷺ) bahwa beliau bersabda: "Dia adalah Ganjil (satu) dan menyukai bilangan ganjil."
Komentar Ilmiah
Hadis mulia ini menetapkan keutamaan mengetahui dan menghitung sembilan puluh sembilan nama Allah. Penghitungan tidak hanya merujuk pada menghitung tetapi juga memahami maknanya, mempercayainya, dan bertindak berdasarkan implikasinya dalam ibadah dan perilaku.
Janji Surga bagi yang menghitung nama-nama ini menunjukkan keutamaan besar dari praktik ini, karena hal ini mengarah pada pengetahuan komprehensif tentang sifat dan kesempurnaan Allah.
Tambahan mengenai Allah yang "Ganjil" (Al-Wāḥid) merujuk pada Keesaan mutlak-Nya dalam esensi, sifat, dan tindakan. Kecintaan-Nya pada bilangan ganjil mencerminkan kesempurnaan hikmah-Nya, karena bilangan ganjil tidak dapat dibagi sama rata, melambangkan kesatuan-Nya yang tidak terbagi.
Para ulama menjelaskan bahwa kecintaan ini terwujud dalam berbagai tindakan ibadah yang ditetapkan dalam bilangan ganjil, seperti rakaat ganjil dalam shalat Witr dan pengulangan dzikir yang disarankan dalam bilangan ganjil.
Implikasi Praktis
Seorang mukmin harus berusaha menghafal sembilan puluh sembilan nama, memahami maknanya, dan merenungkannya dalam ibadah.
Seseorang harus memasukkan nama-nama ini dalam doa, karena Allah menjawab mereka yang memanggil-Nya dengan nama-nama-Nya yang indah.
Pemahaman tentang Keesaan Allah harus memperkuat tauhid dan menghilangkan segala jejak syirik dari hati dan tindakan seseorang.
Preferensi harus diberikan pada bilangan ganjil dalam tindakan ibadah sukarela di mana tidak ada bilangan tertentu yang ditetapkan, mengikuti preferensi ilahi.