أَخْبَرَنَا بِشْرُ بْنُ خَالِدٍ قَالَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ سُلَيْمَانَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُرَّةَ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَرْبَعَةٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا أَوْ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْ الْأَرْبَعِ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ
Terjemahan
Dikatakan bahwa Abu Wa'il berkata
“Abdullah berkata: “Ada tiga (sifat), siapa yang memilikinya adalah orang munafik: ketika dia berbicara, dia berdusta; ketika dia dipercayakan sesuatu, dia mengkhianati kepercayaan itu; dan ketika dia membuat janji, dia melanggar. Barangsiapa memiliki salah satu dari (sifat-sifat) ini, maka sifat kemunafikan tidak berhenti di dalam dirinya sampai ia meninggalkannya.” (Sahih Mawquf)