أَخْبَرَنَا حُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ، وَمَحْمُودُ بْنُ غَيْلاَنَ، - وَاللَّفْظُ لِحُسَيْنٍ - قَالاَ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ مَرْثَدٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ بُرَيْدَةَ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ حُرْمَةُ نِسَاءِ الْمُجَاهِدِينَ عَلَى الْقَاعِدِينَ كَحُرْمَةِ أُمَّهَاتِهِمْ وَمَا مِنْ رَجُلٍ يَخْلُفُ فِي امْرَأَةِ رَجُلٍ مِنَ الْمُجَاهِدِينَ فَيَخُونُهُ فِيهَا إِلاَّ وُقِفَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَخَذَ مِنْ عَمَلِهِ مَا شَاءَ فَمَا ظَنُّكُمْ ‏"‏ ‏.‏
Salin
Diriwayatkan dari Sulaiman bin Buraidah bahwa ayahnya berkata

Rasulullah SAW bersabda: “Kesucian istri-istri mujahidin bagi mereka yang tinggal di belakang adalah seperti kesucian ibu mereka. ﷺ Tidak ada seorang lelaki yang mengambil tanggung jawab untuk menjaga istri salah seorang mujahidin dan mengkhianati dia bersamanya, melainkan dia (pengkhianat) akan berdiri di hadapannya pada hari kiamat dan dia akan mengambil apa yang dikehendakinya dari amal-amal (kebaikannya). Jadi bagaimana menurutmu? '”