أَخْبَرَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلاَنَ، قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ، قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَوْهَبٍ، سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ أَبِي قَتَادَةَ، يُحَدِّثُ عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أُتِيَ بِرَجُلٍ مِنَ الأَنْصَارِ لِيُصَلِّيَ عَلَيْهِ فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم " صَلُّوا عَلَى صَاحِبِكُمْ فَإِنَّ عَلَيْهِ دَيْنًا " . قَالَ أَبُو قَتَادَةَ هُوَ عَلَىَّ . قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم " بِالْوَفَاءِ " . قَالَ بِالْوَفَاءِ . فَصَلَّى عَلَيْهِ .
Terjemahan
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa
jika seorang mukmin meninggal dengan hutang yang belum dibayar, Rasulullah akan bertanya apakah dia telah meninggalkan sesuatu untuk melunasi hutangnya. Jika mereka mengatakan ya, dia akan berdoa untuknya, tetapi jika mereka mengatakan tidak, dia akan berkata: "Berdoalah untuk temanmu." Kemudian, ketika Allah membuat Rasul-Nya kaya dengan penaklukan, dia berkata: "Aku lebih dekat dengan orang-orang mukmin daripada diri mereka sendiri. Siapa pun yang mati dan meninggalkan hutang, Aku akan membayarnya, dan barangsiapa meninggalkan kekayaan, itu adalah untuk ahli warisnya."