أَخْبَرَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ مَسْعُودٍ، قَالَ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ الْحَارِثِ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ مُجَاهِدٍ، عَنِ الْحَكَمِ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ إِذَا تَوَضَّأَ أَخَذَ حَفْنَةً مِنْ مَاءٍ فَقَالَ بِهَا هَكَذَا - وَوَصَفَ شُعْبَةُ - نَضَحَ بِهِ فَرْجَهُ فَذَكَرْتُهُ لإِبْرَاهِيمَ فَأَعْجَبَهُ قَالَ الشَّيْخُ ابْنُ السُّنِّيِّ قَالَ أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحَكَمُ هُوَ ابْنُ سُفْيَانَ الثَّقَفِيُّ رضى الله عنه .
Terjemahan
Diriwayatkan dari Al-Hakam, dari ayahnya, bahwa ketika Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) melakukan Wudu', dia akan mengambil segenggam air dan melakukannya dengannya. Shu'bah menggambarkannya
"Dia akan menaburkan bagian pribadinya dengan itu." [1] Syaikh Ibnu As-Sunni berkata: "Al-Hakam (salah satu perawi) adalah Ibnu Sufyan Ath-Thaqafi. [1] Tujuannya adalah untuk menangkal bisikan iblis agar orang tersebut tidak berpikir bahwa ada emisi yang telah terjadi, dan dengan demikian berpikir bahwa Wudu-nya telah dibatalkan.