أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، قَالَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ سُفْيَانَ الثَّقَفِيِّ، أَنَّهُمْ غَزَوْا غَزْوَةَ السَّلاَسِلِ فَفَاتَهُمُ الْغَزْوُ فَرَابَطُوا ثُمَّ رَجَعُوا إِلَى مُعَاوِيَةَ وَعِنْدَهُ أَبُو أَيُّوبَ وَعُقْبَةُ بْنُ عَامِرٍ فَقَالَ عَاصِمٌ يَا أَبَا أَيُّوبَ فَاتَنَا الْغَزْوُ الْعَامَ وَقَدْ أُخْبِرْنَا أَنَّهُ مَنْ صَلَّى فِي الْمَسَاجِدِ الأَرْبَعَةِ غُفِرَ لَهُ ذَنْبُهُ ‏.‏ فَقَالَ يَا ابْنَ أَخِي أَدُلُّكَ عَلَى أَيْسَرَ مِنْ ذَلِكَ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ ‏"‏ مَنْ تَوَضَّأَ كَمَا أُمِرَ وَصَلَّى كَمَا أُمِرَ غُفِرَ لَهُ مَا قَدَّمَ مِنْ عَمَلٍ ‏"‏ ‏.‏ أَكَذَلِكَ يَا عُقْبَةُ قَالَ نَعَمْ ‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan dari 'Asim bin Sufyan Ath-Thaqafi bahwa mereka pergi untuk pertempuran As-Salasil, tetapi mereka melewatkan pertempuran, jadi mereka berjaga-jaga, kemudian mereka kembali ke Mu'awiyah, dan Abu Ayyub dan 'Uqbah bin 'Amir bersamanya. "Kata Asim

"Wahai Abu Ayyub, kami melewatkan mobilisasi umum, tetapi kami telah diberitahu bahwa siapa pun yang shalat di empat Masjid akan diampuni dosa-dosanya." Dia berkata: "Wahai anak saudaraku! Saya akan memberi tahu Anda tentang sesuatu yang lebih mudah dari itu. Aku mendengar Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda: 'Barangsiapa melakukan Wudu' seperti yang diperintahkan dan berdoa seperti yang diperintahkan, akan diampuni atas perbuatannya sebelumnya.' Bukankah demikian, wahai 'Uqbah?" Dia berkata: "Ya."

Comment

Komentar Hadis: Keunggulan Wudu dan Shalat yang Benar

Riwayat yang diberkati ini dari Sunan an-Nasa'i 144 mengandung hikmah mendalam dari Rasulullah ﷺ mengenai penebusan dosa melalui pemurnian ritual dan shalat yang benar.

Analisis Kontekstual

Para sahabat bertanya tentang mengunjungi empat masjid suci (Masjid al-Haram di Makkah, Masjid an-Nabawi di Madinah, Masjid al-Aqsa di Yerusalem, dan Masjid Nabi di Quba) untuk pengampunan. Abu Ayyub al-Ansari (semoga Allah meridhainya) mengarahkan mereka ke jalan yang lebih mudah dan lebih terjangkau.

Ini menunjukkan rahmat dan kepraktisan ajaran Islam - menyediakan berbagai jalan untuk pemurnian spiritual yang mengakomodasi keadaan dan kemampuan yang berbeda.

Penjelasan Ilmiah tentang "Sebagaimana Diperintahkan"

Frasa "sebagaimana diperintahkan" (kamā umira) mengacu pada pelaksanaan wudu dan shalat sesuai sepenuhnya dengan tradisi Kenabian - mengamati semua komponen wajib, tindakan yang disarankan, urutan yang benar, dan kehadiran spiritual.

Untuk wudu: Ini termasuk mencuci setiap anggota tubuh sesuai jumlah yang ditentukan, memastikan air mencapai semua area yang diperlukan, dan mempertahankan urutan yang benar sebagaimana diwahyukan dalam Al-Quran dan ditunjukkan oleh Nabi ﷺ.

Untuk shalat: Ini mencakup pemurnian yang benar sebelumnya, mengamati waktu shalat, memenuhi semua rukun (arkān), dan mempertahankan kerendahan hati dan konsentrasi (khushū') sepanjangnya.

Signifikansi Teologis

Janji pengampunan untuk "tindakan sebelumnya" mencakup dosa kecil dan potensi dosa besar ketika disertai dengan taubat yang tulus. Para ulama mencatat bahwa pengampunan komprehensif ini menunjukkan rahmat Allah yang luar biasa dan status tinggi ibadah yang ditetapkan.

Hadis ini menekankan bahwa keunggulan spiritual tidak selalu ditemukan dalam tindakan luar biasa, tetapi dalam menyempurnakan tindakan ibadah biasa yang dilakukan umat Islam setiap hari.

Aplikasi Praktis

Umat Islam harus fokus pada penyempurnaan shalat dan pemurnian harian mereka daripada mencari cara luar biasa untuk pengampunan yang mungkin sulit dicapai.

Ajaran ini membuat pemurnian spiritual dapat diakses oleh semua orang beriman, terlepas dari kemampuan fisik atau sarana keuangan mereka untuk bepergian ke situs-situs suci.