"Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) mengutus Usaid bin Hudair dan beberapa orang lainnya untuk mencari kalung yang ditinggalkan 'Aisyah di tempat di mana dia berhenti (saat bepergian). Waktu untuk shalat tiba dan mereka tidak memiliki Wudu', dan mereka tidak dapat menemukan air, jadi mereka berdoa tanpa Wudu'. Mereka menyebutkan bahwa kepada Rasulullah (صلى الله عليه وسلم), dan Allah, Yang Maha Kuasa dan Luhur mengungkapkan ayat Tayammum. Usaid bin Hudair berkata: 'Semoga Allah memberimu kebaikan, karena demi Allah, tidak ada yang pernah terjadi padamu yang tidak kamu sukai, tetapi Allah membuatnya baik untukmu dan umat Islam.'"
Kitab Penyucian - Sunan an-Nasa'i 323
"Rasulullah (ﷺ) mengutus Usaid bin Hudair dan beberapa orang lainnya untuk mencari kalung yang ditinggalkan 'Aisyah di tempat dia berhenti (saat bepergian). Waktu shalat tiba dan mereka tidak memiliki wudhu, dan mereka tidak dapat menemukan air, sehingga mereka shalat tanpa wudhu. Mereka menyebutkan hal itu kepada Rasulullah (ﷺ), dan Allah, Yang Maha Perkasa dan Maha Luhur, menurunkan ayat tentang Tayammum. Usaid bin Hudair berkata: 'Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan, karena demi Allah, tidak pernah terjadi sesuatu yang tidak kamu sukai, tetapi Allah menjadikannya baik bagimu dan kaum Muslimin.'"
Konteks Sejarah & Legislasi Ilahi
Insiden ini terjadi selama perjalanan ketika para Sahabat menghadapi situasi di mana air tidak tersedia untuk penyucian. Niat tulus mereka untuk shalat meskipun tidak ada air menunjukkan komitmen mereka terhadap ibadah.
Kebijaksanaan Allah terwujud melalui kesulitan ini, karena menjadi kesempatan untuk menurunkan keringanan Tayammum - metode penyucian alternatif yang penuh rahmat menggunakan tanah bersih ketika air tidak dapat diakses.
Komentar Ulama tentang Tayammum
Tayammum mewakili rahmat Allah dalam memfasilitasi ibadah selama kesulitan. Para ulama menjelaskan bahwa itu melibatkan menepuk tanah murni dengan tangan dan mengusap wajah dan lengan hingga siku, berfungsi sebagai penyucian spiritual ketika penyucian fisik dengan air tidak mungkin.
Keputusan ini berlaku ketika air tidak tersedia, tidak cukup untuk minum dan penyucian, atau ketika menggunakan air akan menyebabkan bahaya. Shalat awal para Sahabat tanpa penyucian kemudian divalidasi melalui wahyu ilahi ini.
Kebijaksanaan dalam Ketetapan Ilahi
Pernyataan Usaid menyoroti prinsip Islam yang mendalam: apa yang tampak sebagai kesulitan sering mengandung kebijaksanaan dan manfaat ilahi bagi orang beriman. Kalung 'Aisyah yang hilang, meskipun awalnya bermasalah, menjadi sarana untuk menetapkan keringanan abadi yang menguntungkan seluruh komunitas Muslim.
Ini menggambarkan bagaimana Allah mengubah kesulitan yang tampak menjadi sumber rahmat, menunjukkan pengetahuan-Nya yang komprehensif dan perencanaan sempurna untuk kesejahteraan hamba-hamba-Nya.