"Kami bersama Nabi (صلى الله عليه وسلم) dan mereka tidak dapat menemukan air. Sebuah bejana dibawa kepadanya dan dia meletakkan tangannya di dalamnya, dan saya melihat air menyembur dari sela-sela jari-jarinya. Dia berkata: 'Datanglah ke sarana penyucian dan keberkatan dari Allah, semoga Dia dimuliakan.'" (Salah satu narator) Al-A'mash berkata: "Salim bin Abi Al-Ja'd memberitahuku: Aku berkata kepada Jabir: "Berapa banyak kamu hari itu?" Dia berkata: "Seribu lima ratus."
Kitab Penyucian - Sunan an-Nasa'i 77
Riwayat ini dari Jabir ibn Abdullah (semoga Allah meridhainya) menggambarkan salah satu mukjizat nyata (mu'jizat) yang diberikan kepada Nabi Muhammad ﷺ. Kejadian ini terjadi selama perjalanan ketika para Sahabat menghadapi kelangkaan air untuk penyucian.
Komentar Ilmiah
Aliran air yang ajaib dari antara jari-jari Nabi yang diberkati menunjukkan kekuasaan dan karunia Allah kepada Rasul-Nya. Peristiwa ini, disaksikan oleh 1.500 Sahabat, berfungsi sebagai bukti pasti kenabian.
Para ulama mencatat bahwa mukjizat ini terjadi pada saat kebutuhan yang nyata, menunjukkan rahmat Allah dalam menyediakan sarana penyucian (taharah) ketika sarana alami tidak tersedia. Undangan Nabi untuk "sarana penyucian dan berkah" menekankan dimensi praktis dan spiritual dari karunia ilahi ini.
Hadis ini menetapkan kebolehan menggunakan air yang muncul secara ajaib, asalkan memiliki kualitas air murni. Jumlah saksi yang besar memperkuat keaslian peristiwa luar biasa ini.
Implikasi Hukum dan Spiritual
Insiden ini menggambarkan bahwa penyucian (taharah) tidak terbatas pada sarana konvensional tetapi dapat terjadi melalui intervensi ilahi ketika diperlukan.
Berkah (barakah) yang disebutkan mencakup kelimpahan materi dan manfaat spiritual, mengingatkan orang beriman akan kekuasaan Allah yang tak terbatas untuk memberikan rezeki dengan cara yang tak terduga.