أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُعَاوِيَةَ بْنِ مَالَجَ، قَالَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَمَةَ الْحَرَّانِيُّ، عَنِ ابْنِ إِسْحَاقَ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مُهَاجِرٍ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ، مَوْلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم " وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَقَتْلُ مُؤْمِنٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ زَوَالِ الدُّنْيَا " . قَالَ أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْمُهَاجِرِ لَيْسَ بِالْقَوِيِّ .
Salin
Diriwayatkan dari Salim bin Abi Ja'd bahwa
Ibnu Abbas ditanya tentang seseorang yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, kemudian dia bertobat, percaya dan melakukan perbuatan baik, dan mengikuti petunjuk yang benar. Ibnu Abbas berkata: “Tidak mungkin pertobatan itu bisa bermanfaat baginya. Saya mendengar Nabi berkata: “Dia (korban) akan tergantung pada pembunuhnya, dengan pembuluh darah jugulernya mengalir darah dan berkata: Ya Tuhan, tanyakan kepadanya mengapa dia membunuh saya. Kemudian dia berkata: “Demi Allah, Allah menurunkan dan tidak pernah menghapusnya.”