وعن عائشة، رضي الله عنها ، قالت‏:‏ ما شبع آل محمد، صلى الله عليه وسلم ، من خبز شعير يومين متتابعين حتى قبض‏.‏ ‏(‏‏(‏متفق عليه‏)‏‏)‏‏.‏ وفي رواية‏:‏ ما شبع آل محمد، صلى الله عليه وسلم ، منذ قدم المدينة من طعام البر ثلاث ليال تباعاً حتى قبض‏.‏
Salin
Anas -raḍiyallāhu 'anhu- melaporkan

Abu Talhah -raḍiyallāhu 'anhu- berkata kepada (istrinya) Umm Sulaim -raḍiyallāhu 'anhu-, “Saya melihat ada kelemahan dalam suara Rasulullah (ﷺ) dan saya merasa itu karena kelaparan. Apakah kamu punya makanan?” Dia berkata, “Ya.” Jadi dia mengeluarkan roti jelai, melepas penutup kepalanya, di sebagian dia membungkus rotih-roti ini dan kemudian meletakkannya di bawah mantelku dan menutupiku dengan sebagian darinya. Dia kemudian mengirim saya ke Rasulullah (ﷺ). Saya berangkat dan menemukan Rasulullah (ﷺ) duduk di masjid bersama beberapa orang. Aku berdiri di dekat mereka, lalu Rasulullah (ﷺ) bertanya, “Apakah Abu Talhah mengutus kamu?” Aku berkata, “Ya.” Kemudian ia berkata kepada orang-orang yang bersamanya supaya bangkitlah (dan ikutlah). Dia pergi dan begitu juga aku, di depan mereka sampai aku datang kepada Abu Talhah dan memberitahunya. Abu Talhah berkata, “Wahai Umm Sulaim, inilah datang Rasulullah (ﷺ) bersama orang-orang dan kami tidak punya cukup (makanan) untuk memberi mereka makan.” Dia berkata, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Abu Talhah keluar (untuk menerimanya) sampai dia bertemu dengan Rasulullah (ﷺ), dan dia maju bersamanya sampai keduanya (Rasulullah ﷺ) dan Abu Talhah -raḍiyallāhu 'anhu- masuk. Kemudian Rasulullah (ﷺ) berkata, “Wahai Umm Sulaim, bawalah apa yang kamu miliki bersamamu.” Jadi dia membawa roti. Rasulullah (ﷺ) memerintahkan agar roti dipecah menjadi potongan-potongan kecil dan setelah Umm Sulaim -raḍiyallāhu 'anhu- memeras mentega jernih dari wadah mentega dan membuatnya seperti sup. Rasulullah (ﷺ) membacakan di atasnya apa yang Allah kehendaki untuk dia bacakan. Dia kemudian berkata, “Biarkan sepuluh tamu masuk.” Mereka makan sampai mereka kenyang. Mereka kemudian keluar. Dia (Rasulullah (ﷺ)) kembali berkata, “Biarkan sepuluh (lebih masuk)”, dan dia (tuan rumah) mengantar mereka masuk. Mereka makan sampai kenyang. Kemudian mereka keluar. Dia (ﷺ) kembali berkata, “Biarkan sepuluh (lebih),” sampai semua orang makan sampai kenyang. Mereka adalah tujuh puluh atau delapan puluh orang. [Al-Bukhari dan Muslim]. Narasi lain adalah: Anas berkata: Setelah semua makan, sisa makanan dikumpulkan. Itu sebanyak yang ada pada awalnya. Namun narasi lain adalah: Anas berkata: Kelompok sepuluh orang makan secara bergantian. Setelah delapan puluh orang makan, Rasulullah (ﷺ) dan keluarga di rumah itu makan, dan masih ada jumlah yang tersisa. Narasi lain adalah: Anas -raḍiyallāhu 'aneh-raḍiyallāhu 'anhu- berkata: “Suatu hari aku mengunjungi Rasulullah (ﷺ), dan mendapatkannya duduk bersama para sahabatnya, dengan ikat pinggangnya diikat pinggangnya. Saya bertanya, “Mengapa Rasulullah (ﷺ) mengikat sabuk di pinggangnya?” Saya diberitahu, “Karena kelaparan.” Saya pergi ke Abu Talhah -raḍiyallāhu 'anhu- suami Umm Sulaim -raḍiyallāhu 'anhu- dan berkata, “Wahai ayah, saya telah melihat Rasulullah (ﷺ) dengan ikat pinggang diikat di pinggangnya. Saya bertanya kepada salah seorang sahabatnya tentang alasannya dan dia berkata bahwa itu karena kelaparan yang parah.” Abu Talhah -raḍiyallāhu 'anhu- pergi menemui ibuku dan bertanya, “Apakah kamu punya sesuatu?” Dia berkata, “Ya. Saya punya sepotong roti dan beberapa kurma kering. Jika Rasulullah (ﷺ) datang sendirian, kita bisa memberinya makan kenyang, tetapi jika dia datang bersama orang lain, tidak akan ada cukup makanan.” Anas kemudian menceritakan Hadits secara penuh.