حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا شَرِيكٌ، عَنِ الْمِقْدَامِ بْنِ شُرَيْحٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: قِيلَ لَهَا: هَلْ كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم، يَتَمَثَّلُ بِشَيْءٍ مِنَ الشِّعْرِ؟ قَالَتْ: كَانَ يَتَمَثَّلُ بِشِعْرِ ابْنِ رَوَاحَةَ، وَيَتَمَثَّلُ بِقَوْلِهِ: يَأْتِيكَ بِالأَخْبَارِ مَنْ لَمْ تُزَوَّدِ.
Salin
Al-Bara' ibn 'Azib melaporkan bahwa
Seorang pria berkata kepadanya: “Apakah kamu semua melarikan diri dari Rasulullah (Allah memberkati dia dan memberinya kedamaian), wahai Abu 'Umara?” Dia menjawab: “Tidak, demi Allah! Rasulullah -Allah memberkati dia dan memberinya damai- tidak mundur, tetapi orang-orang yang tergesa-gesa mundur, diserang oleh panah Hawazin. Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- ditunggangi bagal betinanya, sementara Abu Sufyan ibn al-Harith ibn 'Abd al-Muttalib memegang kekangnya, dan Rasulullah -Allah memberkati dia dan memberinya kedamaian- berkata [dalam ayat puitis]: 'Saya Nabi, jangan bohong! Aku adalah putra 'Abd al-Muttalib! '