حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا شَرِيكٌ، عَنِ الْمِقْدَامِ بْنِ شُرَيْحٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: قِيلَ لَهَا: هَلْ كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم، يَتَمَثَّلُ بِشَيْءٍ مِنَ الشِّعْرِ؟ قَالَتْ: كَانَ يَتَمَثَّلُ بِشِعْرِ ابْنِ رَوَاحَةَ، وَيَتَمَثَّلُ بِقَوْلِهِ: يَأْتِيكَ بِالأَخْبَارِ مَنْ لَمْ تُزَوَّدِ.
Salin
'Amr ibn Ash-Sharid melaporkan bahwa ayahnya berkata
“Ketika saya naik di belakang Nabi (Allah memberkati dia dan memberinya kedamaian), saya membacakan kepadanya seratus ayat puisi, yang disusun oleh Umayya ibn Abi's-Salt. Setiap kali aku membacakan ayat kepadanya, Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- berkata kepadaku: “Bacalah lebih banyak lagi!” sampai aku membacakan seratus ayat untuknya.” Maka Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- berkata: “Sesungguhnya dia sudah dekat untuk memeluk Islam.”