حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، قَالَ‏:‏ أَخْبَرَنَا أَبُو دَاوُدَ، قَالَ‏:‏ أَخْبَرَنَا هَمَّامٌ، عَنْ قَتَادَةَ، قَالَ‏:‏ قُلْتُ لأَنَسِ بْنِ مَالِكٍ‏:‏ هَلْ خَضَبَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم‏؟‏ قَالَ‏:‏ لَمْ يَبْلُغْ ذَلِكَ، إِنَّمَا كَانَ شَيْبًا فِي صُدْغَيْهِ وَلَكِنْ أَبُو بَكْرٍ، خَضَبَ بِالْحِنَّاءِ وَالْكَتَمِ‏.‏
Salin
Qatada melaporkan bahwa dia mengatakan

“Saya berkata kepada Anas ibn Malik: “Apakah Rasulullah (Allah memberkatinya dan memberinya kedamaian) mewarnai rambutnya?” Dia menjawab: “Dia tidak sampai pada itu, karena dia hanya beruban di rambut yang menutupi pelipisnya, tetapi Abu Bakr -raḍiyallāhu 'anhu 'alaihi- mewarnai rambutnya dengan henna dan campuran herbal yang disebut katam.”