حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُسْهِرٍ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ، قَالَ‏:‏ إِنَّمَا كَانَ فِرَاشُ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم، الَّذِي يَنَامُ عَلَيْهِ مِنْ أَدَمٍ، حَشْوُهُ لِيفٌ‏.‏
Salin
Ja'far ibn Muhammad melaporkan bahwa ayahnya berkata

“'Aisyah ditanya: 'Bagaimana kasur Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- di rumahmu? ' Dia berkata: 'Itu terdiri dari kulit kecokelatan yang diisi dengan serat. ' Hafsa juga ditanya: 'Apa kasur Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- di rumahmu? ' Dia berkata: 'Kain wol kasar yang kami lipat menjadi dua untuk tidur. Kemudian suatu malam saya berkata: 'Jika dua lipatannya empat, itu akan lebih lembut baginya, 'jadi kami melipatnya menjadi empat lipatan. Kemudian, ketika dia bangun di pagi hari, dia berkata: “Apa yang kamu sebarkan untukku malam ini?” Dia berkata: “Kami berkata: 'Ini kasurmu, kecuali kami melipatnya empat kali. Kami bilang itu akan lebih lembut bagimu.” Dia berkata: “Kembalikan ke kondisi semula, karena kelembutannya menghalangi saya untuk melakukan shalat ritual saya malam ini!”