“Suatu hari matahari terhalang di era Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, maka Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- berdiri melaksanakan shalat ritual, sampai dia hampir tidak bisa membungkuk, kemudian dia membungkuk dan hampir tidak bisa mengangkat kepalanya, lalu dia mengangkat kepalanya dan hampir tidak bisa mengangkat kepalanya, lalu dia mulai terengah-engah. dan menangislah sambil berkata: “Ya Tuhanku, tidakkah Engkau telah berjanji kepadaku bahwa Engkau tidak akan menyiksa mereka sementara aku berada di antara mereka? Ya Tuhanku, tidakkah Engkau telah berjanji kepadaku bahwa Engkau tidak akan menyiksa mereka sementara mereka dan kami memohon ampunan kepada-Mu? Kemudian, setelah dia melakukan dua siklus shalat ritual, matahari menjadi terlihat, maka dia berdiri, memuji Allah dan memuji Dia. Kemudian dia berkata: “Matahari dan bulan adalah tanda-tanda Allah. Mereka tidak terkalahkan karena kematian seseorang atau karena kehidupannya, maka apabila mereka dikalahkan, hendaklah kamu berlindung kepada mengingat Allah.”