حَدَّثَنَا سُوَيْدُ بْنُ نَصْرٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ الْمُبَارِكِ، عَنْ حَمَّادِ بْنِ سَلَمَةَ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ مُطَرِّفٍ وَهُوَ ابْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ الشِّخِّيرِ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: أَتَيْتُ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ يُصَلِّي، وَلِجَوْفِهِ أَزِيزٌ كَأَزِيزِ الْمِرْجَلِ مِنَ الْبُكَاءِ.
Salin
Ibn Abbas dijo
“Rasulullah -Allah memberkati dia dan memberinya kedamaian- memegang seorang anak perempuannya yang sedang sekarat, kemudian memeluknya dan dia mati dalam pelukannya. Umm Aiman menangis, jadi dia, yang berarti Nabi -Allah memberkatinya dan memberinya kedamaian, berkata: 'Apakah kamu menangis di hadapan Rasulullah? ' Dia menjawab: “Apakah aku tidak melihatmu menangis?” Dia berkata: “Aku tidak menangis. Ini sebenarnya adalah belas kasihan. Orang percaya memiliki manfaat dalam setiap situasi. Jiwanya hilang di dalam dirinya saat dia memuji Allah (Maha Besar dan Maha Suci).”