حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدٍ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ عَدِيِّ بْنِ ثَابِتٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ يَزِيدَ، عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الأَنْصَارِيِّ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏"‏ نَفَقَةُ الرَّجُلِ عَلَى أَهْلِهِ صَدَقَةٌ ‏"‏ ‏.‏ وَفِي الْبَابِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو وَعَمْرِو بْنِ أُمَيَّةَ الضَّمْرِيِّ وَأَبِي هُرَيْرَةَ ‏.‏ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ ‏.‏
Terjemahan
Thawban menceritakan bahwa Rasulullah berkata

“Dinar yang paling berbudi luhur adalah dinar yang dibelanjakan oleh seorang pria untuk tanggungjawannya, dan dinar yang dihabiskan oleh seorang pria untuk binatang buahnya di jalan Allah, dan dinar yang dihabiskan oleh seorang pria untuk teman-temannya di jalan Allah.” Abu Qilabah (salah seorang narator) berkata: “Dia mulai dengan tanggungan.” Kemudian beliau berkata: “Dan siapa yang lebih besar pahala daripada orang yang menafkahkan nafkah kepada para penduduknya, dengan sedikit yang Allah menjauhkan dirinya (dari yang haram) dan dengan itu Allah memperkaya dirinya?”