حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ وَكِيعِ بْنِ الْجَرَّاحِ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ، عَنْ زَيْدِ بْنِ حُبَابٍ، عَنْ أَبِي مُعَاذٍ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ كَانَ لِرَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم خِرْقَةٌ يُنَشِّفُ بِهَا بَعْدَ الْوُضُوءِ ‏.‏ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ عَائِشَةَ لَيْسَ بِالْقَائِمِ وَلاَ يَصِحُّ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فِي هَذَا الْبَابِ شَيْءٌ ‏.‏ وَأَبُو مُعَاذٍ يَقُولُونَ هُوَ سُلَيْمَانُ بْنُ أَرْقَمَ وَهُوَ ضَعِيفٌ عِنْدَ أَهْلِ الْحَدِيثِ ‏.‏ قَالَ وَفِي الْبَابِ عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ ‏.‏
Terjemahan
Muadh bin Jabal menceritakan

“Saya melihat Nabi ketika dia melakukan wudu, dia menyeka wajahnya dengan ujung pakaiannya.” Abu Isa berkata: “Hadis ini adalah gharib, dan rantainya lemah.” Rishdin bin Sa'd dan Abdurrahman bin Ziyad bin An'um Al Ifriqi [narator dalam rantai Hadis ini] lemah dalam Hadis. Beberapa orang yang berpengetahuan di antara sahabat Nabi dan orang-orang sesudah mereka, diizinkan menggunakan handuk setelah Wudu. Mereka yang tidak menyukainya, hanya tidak menyukainya dari pandangan pepatah: “Wudu ditimbang.” Itu seperti yang dilaporkan dari Sa'eed bin Al-Musayyab dan Az-Zuhri. Muhammad bin Humaid [Ar-Razi] menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami, dia berkata: Ali bin Mujahid menceritakan kepada saya, dan dia dapat dipercaya bagi saya, dari saya, dari: Tha'labah dari Az-Zuhri, dia berkata: “Handuk itu tidak disukai setelah Wudu karena Wudu ditimbang.”