حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ، حَدَّثَنَا شَرِيكٌ، عَنْ أَبِي الْيَقْظَانِ، عَنْ عَدِيِّ بْنِ ثَابِتٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ قَالَ فِي الْمُسْتَحَاضَةِ ‏"‏ تَدَعُ الصَّلاَةَ أَيَّامَ أَقْرَائِهَا الَّتِي كَانَتْ تَحِيضُ فِيهَا ثُمَّ تَغْتَسِلُ وَتَتَوَضَّأُ عِنْدَ كُلِّ صَلاَةٍ وَتَصُومُ وَتُصَلِّي ‏"‏ ‏.‏
Terjemahan
Narasi serupa dengan No. 120.

Abu Isa berkata: Sharik sendiri yang menceritakan hadis ini dari Abu Al Yaqzan. [Dia berkata:] Saya bertanya kepada Muhammad (ibn Isma'il al-Bukhari) tentang Hadlth ini. Saya berkata: “Adiyy bin Thabit dari ayahnya, dari kakeknya; siapa nama kakek Adiyy?” Tetapi Muhammad tidak tahu namanya. Dan saya katakan kepada Muhammad bahwa Yahya bin Ma'in mengatakan namanya adalah Dinar, dan dia tidak menentang dia. Ahmad dan 1shaq berkata tentang Mustahadah: Jika dia melakukan Ghusl untuk setiap shalat yang lebih bijaksana baginya, dan jika dia melakukan Wudu untuk setiap shalat, maka itu diterima darinya, dan jika dia menggabungkan antara dua shalat dengan (satu) ghusl maka itu dapat diterima.