Nabi berkata: “Aku mendengar dia berkata, ketika dia termasuk di antara sepuluh sahabat Nabi, salah satunya adalah Abu Qatadah bin Ribi, “Aku adalah orang yang paling berpengetahuan di antara kamu tentang shalat Rasulullah.” Mereka berkata: “Kamu tidak mendahului kami dalam persahabatan dengan dia, dan kamu tidak lebih dari kami di tengah-tengah dia”. Dia berkata: “Bahkan masih saja.” Mereka berkata: “Pergilah.” Maka dia berkata: “Ketika Rasulullah berdiri untuk shalat, dia akan berdiri dengan punggung lurus dan mengangkat tangannya sampai setinggi bahunya. Kemudian dia akan berkata: (Allahu Akbar) “Allah Maha Besar” dan sujud. Kemudian dia akan meluruskan (punggungnya) sehingga dia tidak akan menundukkan kepalanya atau mengangkatnya, dan dia meletakkan tangannya di atas lututnya. Kemudian dia berkata: (Sami Allahu liman hamidah) “Allah mendengarkan orang-orang yang memuji Dia.” Dan dia mengangkat tangannya dan berdiri tegak sampai semua tulangnya benar-benar kembali ke tempatnya. Kemudian dia turun ke tanah dengan sujud, lalu dia berkata: (Allahu Akbar) “Allah Maha Besar.” Kemudian dia menjauhkan lengan atas dari bagian tengahnya, dan membuka jari-jari kakinya (menghadap kiblat), kemudian dia menekuk kaki kirinya dan duduk di atasnya kemudian diluruskan sampai semua tulangnya benar-benar kembali ke tempatnya, lalu dia turun untuk bersujud. Kemudian dia berkata: (Allahu Akbar) “Allah Maha Besar,” kemudian dia membungkukkan kakinya dan duduk dan tegak sampai semua tulangnya benar-benar kembali ke tempatnya. Lalu dia bangkit. Kemudian pada raka'at kedua dia melakukan hal yang sama seperti itu, sehingga ketika dia berdiri dari dua sujud, dia menyesalkan Takbir dan mengangkat tangannya sampai setinggi bahunya seperti yang dia lakukan ketika dia membuka shalat. Kemudian dia melakukannya sampai itu adalah raka'at di mana shalat itu berakhir, ketika dia menggerakkan kaki kirinya dan duduk di sisinya (dalam posisi Mutawarrik). Kemudian dia berkata Taslim. '”