حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ، حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ الْغَازِ، عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، قَالَ هَبَطْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مِنْ ثَنِيَّةِ أَذَاخِرَ فَحَضَرَتِ الصَّلاَةُ - يَعْنِي - فَصَلَّى إِلَى جِدَارٍ فَاتَّخَذَهُ قِبْلَةً وَنَحْنُ خَلْفَهُ فَجَاءَتْ بَهْمَةٌ تَمُرُّ بَيْنَ يَدَيْهِ فَمَا زَالَ يُدَارِئُهَا حَتَّى لَصِقَ بَطْنُهُ بِالْجِدَارِ وَمَرَّتْ مِنْ وَرَائِهِ . أَوْ كَمَا قَالَ مُسَدَّدٌ .
Terjemahan
'Amr b. Syu'aib melaporkan dari ayahnya atas kuasa kakeknya
Kami turun dari celah gunung Adhaakhir bersama Rasulullah (ﷺ). Waktu salat tiba dan dia shalat menghadap ke arah shalat, dan kami (berdiri) di belakangnya. Kemudian seorang anak datang dan lewat di depannya. Dia terus menghentikannya sampai dia membawa perutnya ke dekat tembok (untuk menahannya), dan akhirnya itu lewat di belakangnya, atau seperti yang dikatakan Musaddad.