حَدَّثَنَا الْقَعْنَبِيُّ، عَنْ مَالِكٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم رَكِبَ فَرَسًا فَصُرِعَ عَنْهُ فَجُحِشَ شِقُّهُ الأَيْمَنُ فَصَلَّى صَلاَةً مِنَ الصَّلَوَاتِ وَهُوَ قَاعِدٌ وَصَلَّيْنَا وَرَاءَهُ قُعُودًا فَلَمَّا انْصَرَفَ قَالَ " إِنَّمَا جُعِلَ الإِمَامُ لِيُؤْتَمَّ بِهِ فَإِذَا صَلَّى قَائِمًا فَصَلُّوا قِيَامًا وَإِذَا رَكَعَ فَارْكَعُوا وَإِذَا رَفَعَ فَارْفَعُوا وَإِذَا قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فَقُولُوا رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ وَإِذَا صَلَّى جَالِسًا فَصَلُّوا جُلُوسًا أَجْمَعُونَ " .
Terjemahan
Narasi Jabir ibn Abdullah
Rasulullah (ﷺ) menunggang kuda di Madinah. Itu melemparkannya ke akar pohon kurma. Kakinya terluka. Kami mengunjunginya untuk menanyakan tentang penyakitnya. Kami menemukannya sedang berdoa duduk di apartemen Aisha. Maka kami berdiri di belakangnya. Dia tetap diam.
Kami kembali mengunjunginya untuk menanyakan tentang penyakitnya. Dia mempersembahkan shalat wajib duduk. Maka kami berdiri (shalat) di belakangnya; dia membuat tanda kepada kami dan kami duduk. Setelah selesai shalat, dia berkata: Ketika imam shalat duduk, shalat dengan duduk; dan ketika imam shalat berdiri, shalat berdiri, dan jangan bertindak seperti orang Persia biasa bertindak dengan pemimpinnya (yaitu orang-orang berdiri dan mereka duduk).