حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ، حَدَّثَنَا أَبُو عَقِيلٍ، عَنْ بُهَيَّةَ، قَالَتْ سَمِعْتُ امْرَأَةً، تَسْأَلُ عَائِشَةَ عَنِ امْرَأَةٍ، فَسَدَ حَيْضُهَا وَأُهَرِيقَتْ دَمًا فَأَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَنْ آمُرَهَا فَلْتَنْظُرْ قَدْرَ مَا كَانَتْ تَحِيضُ فِي كُلِّ شَهْرٍ وَحَيْضُهَا مُسْتَقِيمٌ فَلْتَعْتَدَّ بِقَدْرِ ذَلِكَ مِنَ الأَيَّامِ ثُمَّ لْتَدَعِ الصَّلاَةَ فِيهِنَّ أَوْ بِقَدْرِهِنَّ ثُمَّ لْتَغْتَسِلْ ثُمَّ لْتَسْتَثْفِرْ بِثَوْبٍ ثُمَّ لْتُصَلِّي ‏.‏
Terjemahan
Narasi Aisha, Ummul Mu'minin

Bahiyyah berkata: Saya mendengar seorang wanita bertanya kepada Aisha tentang wanita yang haidnya menjadi tidak normal dan dia memiliki masalah darah. Rasulullah (ﷺ) meminta saya untuk menasihatinya bahwa dia harus mempertimbangkan periode di mana dia biasa menstruasi setiap bulan, ketika haidnya normal. Kemudian dia harus menghitung hari sama dengan lamanya (haid normal); kemudian dia harus meninggalkan shalat pada hari-hari itu atau sama dengan periode itu. Dia kemudian harus mandi, mengikat kain di bagian pribadinya untuk berdoa.