حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا عَبِيدَةُ بْنُ حُمَيْدٍ الْحَذَّاءُ، عَنِ الرُّكَيْنِ بْنِ الرَّبِيعِ، عَنْ حُصَيْنِ بْنِ قَبِيصَةَ، عَنْ عَلِيٍّ، - رضى الله عنه - قَالَ كُنْتُ رَجُلاً مَذَّاءً فَجَعَلْتُ أَغْتَسِلُ حَتَّى تَشَقَّقَ ظَهْرِي فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم - أَوْ ذُكِرَ لَهُ - فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ لاَ تَفْعَلْ إِذَا رَأَيْتَ الْمَذْىَ فَاغْسِلْ ذَكَرَكَ وَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلاَةِ فَإِذَا فَضَخْتَ الْمَاءَ فَاغْتَسِلْ ‏"‏ ‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan Al-Miqdad bin al-Aswad

Ali ibn Abutalib memerintahkannya untuk bertanya kepada Rasulullah (ﷺ) apa yang harus dilakukan seorang pria ketika dia ingin melakukan hubungan intim dengan istrinya dan cairan prostat keluar (pada saat ini). (Dia berkata): “Aku malu berkonsultasi dengannya karena posisi putrinya. Al-Miqdad berkata: Saya bertanya kepada Rasulullah (ﷺ) tentang hal itu. Beliau menjawab: “Apabila ada di antara kamu yang mendapatkannya, hendaklah ia mencuci bagian pribadinya, dan berwudhu seperti yang dilakukannya untuk shalat.