حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ صَالِحٍ قَالَ‏:‏ حَدَّثَنِي اللَّيْثُ قَالَ‏:‏ حَدَّثَنِي عَقِيلٌ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ، أَنَّ جُبَيْرَ بْنَ مُطْعِمٍ أَخْبَرَهُ، أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ‏:‏ لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعُ رَحِمٍ‏.‏
Salin

Abu Huraira melaporkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam memberkatinya dan memberinya kedamaian, berkata, “Ikatan kekerabatan (rahim) berasal dari Yang Maha Penyayang (ar-Rahman). Kata mereka. 'Tuhanku! Aku telah dianiaya! Tuanku! Saya telah terputus! Tuanku! Aku punya! Saya punya! ' Allah menjawab mereka, “Apakah kamu tidak puas karena Aku memutuskan orang yang memotongmu dan aku memelihara hubungan dengan orang yang memelihara hubungan dengan kamu?”