حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ، قَالَ: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ، قَالَ: أَخْبَرَنَا سَعْدُ بْنُ سَعِيدٍ الأَنْصَارِيُّ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ رَجُلٍ مِنْ بَلِيٍّ قَالَ: أَتَيْتُ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم مَعَ أَبِي، فَنَاجَى أَبِي دُونِي، قَالَ: فَقُلْتُ لأَبِي: مَا قَالَ لَكَ؟ قَالَ: إِذَا أَرَدْتَ أَمْرًا فَعَلَيْكَ بِالتُّؤَدَةِ حَتَّى يُرِيَكَ اللَّهُ مِنْهُ الْمَخْرَجَ، أَوْ حَتَّى يَجْعَلَ اللَّهُ لَكَ مَخْرَجًا.
Salin
Az-Zuhri melaporkan bahwa seorang pria dari Bali berkata, “Saya datang mengunjungi Rasulullah, semoga Allah memberkati dia dan memberinya kedamaian, bersama ayah saya. Ayah saya berbicara dengannya ketika saya tidak ada di sana. Aku berkata kepada ayahku, 'Apa yang dia katakan kepadamu? ' Dia menjawab, “Apabila kamu menginginkan sesuatu, maka kamu harus berjalan perlahan sampai Allah menunjukkan jalan keluar dari itu atau sampai Allah memberi jalan keluar untukmu.”