حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ، قَالَ: حَدَّثَنَا بَقِيَّةُ قَالَ: حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْيَحْصِبِيُّ قَالَ: حَدَّثَنِي عَبْدُ اللهِ بْنُ بُسْرٍ، صَاحِبُ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ إِذَا أَتَى بَابًا يُرِيدُ أَنْ يَسْتَأْذِنَ لَمْ يَسْتَقْبِلْهُ، جَاءَ يَمِينًا وَشِمَالاً، فَإِنْ أُذِنَ لَهُ وَإِلا انْصَرَفَ.
Terjemahan
Abdullah bin Busr, Sahabat Nabi, semoga Allah memberkati dia dan memberinya kedamaian, mengatakan bahwa ketika Nabi -semoga Allah memberkatinya dan memberinya kedamaian, datang ke pintu ketika dia ingin meminta izin untuk masuk, dia tidak menghadapinya secara langsung. Dia berdiri di sebelah kanan atau kiri. Jika dia diberi izin, dia masuk. Kalau tidak, dia pergi.