حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى، قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا الْعَلاَءُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: الْمُسْتَبَّانِ مَا قَالاَ فَعَلَى الْبَادِئِ، مَا لَمْ يَعْتَدِ الْمَظْلُومُ.
Terjemahan
Abu Huraira melaporkan bahwa Nabi -semoga Allah memberkatinya dan memberinya kedamaian, berkata, “Ketika dua orang saling mencemari, tanggung jawab atas apa yang mereka katakan terletak pada orang yang pertama berbicara selama orang yang berbuat salah tidak menjadi berlebihan.”