حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ، عَنْ بَهْزِ بْنِ حَكِيمٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، مَنْ أَبَرُّ؟ قَالَ: أُمَّكَ، قُلْتُ: مَنْ أَبَرُّ؟ قَالَ: أُمَّكَ، قُلْتُ: مَنْ أَبَرُّ؟ قَالَ: أُمَّكَ، قُلْتُ: مَنْ أَبَرُّ؟ قَالَ: أَبَاكَ، ثُمَّ الأَقْرَبَ فَالأَقْرَبَ.
Terjemahan
'Ata' ibn Yasar berkata bahwa seorang pria datang kepada Ibnu 'Abbas dan berkata, “Saya meminta seorang wanita untuk menikah dengan saya dan dia menolak untuk menikah dengan saya. Pria lain bertanya padanya dan dia setuju untuk menikahinya. Aku menjadi cemburu dan membunuhnya. Apakah ada cara bagiku untuk bertobat?” Dia bertanya, “Apakah ibumu masih hidup?” “Tidak,” jawabnya. Hesaid, “bertobatlah kepada Allah Yang Mahakuasa dan cobalah untuk mendekat kepada-Nya sebanyak yang kamu bisa.” Jadi saya pergi dan bertanya kepada Ibnu 'Abbas mengapa dia bertanya tentang ibu pria itu. Dia menjawab
“Aku tidak tahu tentang perbuatan yang lebih dekat kepada Allah, Maha Tinggi lagi Maha Besar, selain ketaatan kepada ibu.”