حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عُفَيْرٍ قَالَ‏:‏ حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ، عَنْ عُمَارَةَ بْنِ غَزِيَّةَ، عَنْ شُرَحْبِيلَ مَوْلَى الأَنْصَارِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ الأَنْصَارِيِّ قَالَ‏:‏ قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم‏:‏ مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرُوفٌ فَلْيُجْزِئْهُ، فَإِنْ لَمْ يَجِدْ مَا يُجْزِئُهُ فَلْيُثْنِ عَلَيْهِ، فَإِنَّهُ إِذَا أَثْنَى فَقَدْ شَكَرَهُ، وَإِنْ كَتَمَهُ فَقَدْ كَفَرَهُ، وَمَنْ تَحَلَّى بِمَا لَمْ يُعْطَ، فَكَأَنَّمَا لَبِسَ ثَوْبَيْ زُورٍ‏.‏
Terjemahan

Jabir ibn 'Abdullah al-Ansari melaporkan bahwa Nabi -semoga Allah memberkatinya dan memberinya kedamaian, berkata, “Barangsiapa yang mendapat nikmat untuknya harus membayarnya. Jika dia tidak dapat menemukan apa pun yang dapat dia gunakan untuk membayarnya, dia harus memuji orang yang melakukannya. Ketika dia memujinya, dia berterima kasih padanya. Jika dia diam, dia tidak berterima kasih padanya. Jika seseorang menghiasi dirinya dengan sesuatu yang belum diberikan kepadanya, seolah-olah dia mengenakan pakaian palsu.”