حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللهِ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ بِلاَلٍ، عَنِ الْعَلاَءِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم نَهَى عَنِ الْمَجَالِسِ بِالصُّعُدَاتِ، فَقَالُوا‏:‏ يَا رَسُولَ اللهِ، لَيَشُقُّ عَلَيْنَا الْجُلُوسُ فِي بُيُوتِنَا‏؟‏ قَالَ‏:‏ فَإِنْ جَلَسْتُمْ فَأَعْطُوا الْمَجَالِسَ حَقَّهَا، قَالُوا‏:‏ وَمَا حَقُّهَا يَا رَسُولَ اللهِ‏؟‏ قَالَ‏:‏ إِدْلاَلُ السَّائِلِ، وَرَدُّ السَّلاَمِ، وَغَضُّ الأَبْصَارِ، وَالأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ، وَالنَّهْيُ عَنِ الْمُنْكَرِ‏.‏
Salin

Abu Sa'id al-Khudri melaporkan bahwa Nabi, semoga Allah memberkatinya dan memberinya kedamaian, berkata, “Waspadalah duduk di jalan.” Mereka berkata, “Rasulullah, kita harus bertemu di mana kita bisa duduk untuk berbicara.” Rasulullah SAW, semoga Allah memberkati dia dan memberinya kedamaian, berkata, “Jika kamu harus melakukannya, maka berikanlah jalan yang seharusnya. “Apa gunanya jalan, wahai Rasulullah,” tanya mereka. Dia menjawab, “Menurunkan mata, menghindari melakukan sesuatu yang berbahaya, memerintahkan yang benar dan melarang yang buruk.”