حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ مَخْلَدٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ بِلاَلٍ قَالَ‏:‏ حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَجْلاَنَ قَالَ‏:‏ أَخْبَرَنِي سَعِيدٌ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ‏:‏ إِذَا جَاءَ الرَّجُلُ الْمَجْلِسَ فَلْيُسَلِّمْ، فَإِنْ جَلَسَ ثُمَّ بَدَا لَهُ أَنْ يَقُومَ قَبْلَ أَنْ يَتَفَرَّقَ الْمَجْلِسُ فَلْيُسَلِّمْ، فَإِنَّ الأُولَى لَيْسَتْ بِأَحَقَّ مِنَ الأخْرَى‏.‏
Terjemahan

Abu Huraira melaporkan bahwa Nabi, semoga Allah memberkati dia dan memberinya kedamaian, berkata, “Ketika seorang pria datang ke suatu pertemuan, dia harus memberikan salam. Ketika dia duduk dan kemudian berpikir bahwa dia harus pergi sebelum pertemuan itu putus, dia harus memberikan salam. Tidak ada kewajiban yang lebih dari yang lain.”