حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ الْحَكَمِ، قَالَ: حَدَّثَنَا مَحْبُوبُ بْنُ مُحْرِزٍ الْكُوفِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا الصَّعْبُ بْنُ حَكِيمٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ قَالَ: أَتَيْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، فَجَعَلَ يَقُولُ: يَا ابْنَ أَخِي، ثُمَّ سَأَلَنِي؟ فَانْتَسَبْتُ لَهُ، فَعَرَفَ أَنَّ أَبِي لَمْ يُدْرِكِ الإِسْلاَمَ، فَجَعَلَ يَقُولُ: يَا بُنَيَّ يَا بُنَيَّ.
Terjemahan
As-Sa'b ibn Hakim melaporkan bahwa kakeknya berkata, “Saya datang kepada 'Umar ibn al-Khattab, semoga Allah senang dengannya. Dia mulai berkata, “Keponakan.” Kemudian dia menanyai saya dan saya memberi tahu dia garis keturunan saya sehingga dia tahu bahwa ayah saya belum menjadi Muslim. Dia mulai berkata, 'Anakku, anakku. '”