حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ، أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ جَامِعِ بْنِ شَدَّادٍ، عَنْ صَفْوَانَ بْنِ مُحْرِزٍ، عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ ـ رضى الله عنهما ـ قَالَ جَاءَ نَفَرٌ مِنْ بَنِي تَمِيمٍ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ ‏"‏ يَا بَنِي تَمِيمٍ، أَبْشِرُوا ‏"‏‏.‏ قَالُوا بَشَّرْتَنَا فَأَعْطِنَا‏.‏ فَتَغَيَّرَ وَجْهُهُ، فَجَاءَهُ أَهْلُ الْيَمَنِ، فَقَالَ ‏"‏ يَا أَهْلَ الْيَمَنِ، اقْبَلُوا الْبُشْرَى إِذْ لَمْ يَقْبَلْهَا بَنُو تَمِيمٍ ‏"‏‏.‏ قَالُوا قَبِلْنَا‏.‏ فَأَخَذَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يُحَدِّثُ بَدْءَ الْخَلْقِ وَالْعَرْشِ، فَجَاءَ رَجُلٌ فَقَالَ يَا عِمْرَانُ، رَاحِلَتُكَ تَفَلَّتَتْ، لَيْتَنِي لَمْ أَقُمْ‏.‏
Terjemahan
Narasi Abu Huraira

Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Ketika Allah menyelesaikan penciptaan, Dia menulis dalam Kitab-Nya yang bersama-Nya di atas takhta-Nya, “Rahmat-Ku mengalahkan murka-Ku.”

Comment

Awal Penciptaan - Sahih al-Bukhari 3194

Rasulullah (ﷺ) bersabda, "Ketika Allah menyelesaikan penciptaan, Dia menulis dalam Kitab-Nya yang berada bersama-Nya di atas Arsy-Nya, 'Rahmat-Ku mengalahkan Kemarahan-Ku.'"

Komentar tentang Ketetapan Ilahi

Hadis yang mendalam ini menetapkan prinsip dasar rahmat Allah yang mendahului murka-Nya. Penulisan terjadi setelah penyelesaian penciptaan, menunjukkan bahwa ini adalah ketetapan abadi yang ditetapkan sebelum keberadaan temporal.

"Kitab bersama-Nya di atas Arsy-Nya" merujuk kepada Lauh Mahfuz (al-Lawh al-Mahfuz) di mana pengetahuan dan ketetapan abadi Allah dicatat. Ini menunjukkan bahwa rahmat bukanlah pemikiran tambahan tetapi atribut penting yang mendahului penciptaan itu sendiri.

Signifikansi Teologis

Frasa "mengalahkan" menunjukkan bahwa rahmat ilahi mencakup dan mengatasi kemarahan, bukan bahwa kemarahan dihilangkan. Ini mencerminkan sifat seimbang dari atribut Allah di mana keadilan dilunakkan dengan belas kasihan.

Para ulama mencatat bahwa hadis ini memberikan kenyamanan yang besar bagi orang beriman, meyakinkan mereka bahwa disposisi default Allah terhadap ciptaan adalah rahmat, sementara murka disediakan untuk keadaan tertentu ketidaktaatan tanpa pertobatan.

Implikasi Praktis

Ajaran ini mendorong harapan dan mencegah keputusasaan dalam rahmat ilahi. Ini menyeru orang beriman untuk terus mencari pengampunan dan rahmat Allah melalui perbuatan baik dan pertobatan yang tulus.

Hadis ini juga berfungsi sebagai pengingat bagi Muslim untuk mewujudkan rahmat dalam interaksi mereka dengan ciptaan, mencerminkan atribut ilahi dalam interaksi manusia seperti yang diperintahkan oleh Nabi.