حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ مُهَاجِرٍ أَبِي الْحَسَنِ، قَالَ سَمِعْتُ زَيْدَ بْنَ وَهْبٍ، يَقُولُ سَمِعْتُ أَبَا ذَرٍّ ـ رضى الله عنه ـ يَقُولُ كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم فِي سَفَرٍ فَقَالَ ‏"‏ أَبْرِدْ ‏"‏‏.‏ ثُمَّ قَالَ ‏"‏ أَبْرِدْ ‏"‏‏.‏ حَتَّى فَاءَ الْفَىْءُ، يَعْنِي لِلتُّلُولِ، ثُمَّ قَالَ ‏"‏ أَبْرِدُوا بِالصَّلاَةِ، فَإِنَّ شِدَّةَ الْحَرِّ مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Narasi Abu Wail

Seseorang berkata kepada Usama, “Maukah kamu pergi ke sana dan dia (yaitu 'Utsman) dan berbicara dengannya (yaitu menasihatinya tentang memerintah negeri)?” Dia berkata, “Kamu lihat bahwa aku tidak berbicara dengannya. Sesungguhnya aku berbicara kepadanya secara diam-diam tanpa membuka pintu gerbang (kesengsaraan), karena aku tidak ingin menjadi yang pertama membukanya (yaitu pemberontakan), dan aku juga tidak akan mengatakan kepada seorang pemimpinku bahwa dia adalah yang terbaik di antara semua umat setelah aku mendengar sesuatu dari Rasul Allah. Mereka berkata, “Apa yang kamu dengar dia katakan? Beliau menjawab: “Sesungguhnya aku mendengar dia berkata, “Pada hari kiamat, seseorang akan dibawa ke dalam api neraka, sehingga ususnya keluar, dan dia akan berkeliling seperti keledai yang mengelilingi batu giling. Ahli neraka berkumpul di sekelilingnya dan berkata: “Wahai orang yang jahat! Apa yang salah denganmu? Bukankah Anda biasa memerintahkan kami untuk melakukan perbuatan baik dan melarang kami melakukan perbuatan buruk? Dia menjawab, “Ya, aku pernah memerintahkan kamu untuk melakukan perbuatan baik, tetapi aku sendiri tidak melakukannya, dan aku melarang kamu melakukan perbuatan buruk, tetapi aku sendiri melakukannya.”

Comment

Awal Penciptaan - Sahih al-Bukhari 3267

Riwayat ini dari Usama ibn Zayd mengandung kebijaksanaan mendalam mengenai nasihat politik dan bahaya spiritual yang dihadapi oleh pemimpin agama yang gagal mempraktikkan apa yang mereka ajarkan.

Kebijaksanaan dalam Nasihat Politik

Usama menunjukkan kebijaksanaan teladan dengan menolak mengkritik penguasa Uthman ibn Affan secara terbuka. Pendekatannya dalam memberikan nasihat pribadi (nasiha) menjaga stabilitas sosial dan menghindari membuka "gerbang kesengsaraan" - yang berarti kerusuhan sipil dan pemberontakan.

Ini mencerminkan ajaran Nabi bahwa ketika kita melihat sesuatu yang tidak pantas dalam pemerintahan, kita harus terlebih dahulu menasihati secara pribadi daripada mengecam secara terbuka, sehingga menjaga harmoni komunitas sambil tetap memenuhi kewajiban nasihat yang tulus.

Konsekuensi Serius dari Kemunafikan

Hadis ini menggambarkan hukuman menakutkan yang menanti para ulama dan pemimpin agama yang memerintahkan kebaikan tetapi gagal mempraktikkannya sendiri. Individu seperti itu akan termasuk yang paling berat dihukum di Akhirat karena mereka menyesatkan orang lain sambil mengetahui kebenaran.

Gambaran usus yang tumpah dan berputar seperti keledai di sekitar batu kilangan menandakan penghinaan abadi dan siksaan yang tak tertahankan. Ini berfungsi sebagai peringatan serius bagi semua yang menduduki posisi otoritas agama untuk menyelaraskan tindakan mereka dengan ajaran mereka.

Pelajaran Spiritual untuk Kepemimpinan

Riwayat ini mengajarkan bahwa kepemimpinan sejati memerlukan integritas pribadi dan konsistensi antara perkataan dan tindakan. Bentuk kemunafikan yang paling berbahaya adalah ketika pemandu agama gagal mengikuti panduan mereka sendiri.

Setiap Muslim yang berada dalam posisi berpengaruh - baik sebagai orang tua, guru, atau pemimpin komunitas - harus terus-menerus melakukan introspeksi diri untuk memastikan perilaku mereka sesuai dengan instruksi mereka, sehingga menghindari pertanggungjawaban berat yang dijelaskan dalam tradisi Nabi yang otentik ini.