حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى، أَخْبَرَنَا عِيسَى، عَنْ هِشَامٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ ـ رضى الله عنها ـ قَالَتْ سُحِرَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم‏.‏ وَقَالَ اللَّيْثُ كَتَبَ إِلَىَّ هِشَامٌ أَنَّهُ سَمِعَهُ وَوَعَاهُ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ سُحِرَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم حَتَّى كَانَ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهُ يَفْعَلُ الشَّىْءَ وَمَا يَفْعَلُهُ، حَتَّى كَانَ ذَاتَ يَوْمٍ دَعَا وَدَعَا، ثُمَّ قَالَ ‏"‏ أَشَعَرْتِ أَنَّ اللَّهَ أَفْتَانِي فِيمَا فِيهِ شِفَائِي أَتَانِي رَجُلاَنِ، فَقَعَدَ أَحَدُهُمَا عِنْدَ رَأْسِي وَالآخَرُ عِنْدَ رِجْلَىَّ، فَقَالَ أَحَدُهُمَا لِلآخَرِ مَا وَجَعُ الرَّجُلِ قَالَ مَطْبُوبٌ‏.‏ قَالَ وَمَنْ طَبَّهُ قَالَ لَبِيدُ بْنُ الأَعْصَمِ‏.‏ قَالَ فِي مَاذَا قَالَ فِي مُشُطٍ وَمُشَاقَةٍ وَجُفِّ طَلْعَةٍ ذَكَرٍ‏.‏ قَالَ فَأَيْنَ هُوَ قَالَ فِي بِئْرِ ذَرْوَانَ ‏"‏‏.‏ فَخَرَجَ إِلَيْهَا النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم ثُمَّ رَجَعَ فَقَالَ لِعَائِشَةَ حِينَ رَجَعَ ‏"‏ نَخْلُهَا كَأَنَّهَا رُءُوسُ الشَّيَاطِينِ ‏"‏‏.‏ فَقُلْتُ اسْتَخْرَجْتَهُ فَقَالَ ‏"‏ لاَ أَمَّا أَنَا فَقَدْ شَفَانِي اللَّهُ، وَخَشِيتُ أَنْ يُثِيرَ ذَلِكَ عَلَى النَّاسِ شَرًّا، ثُمَّ دُفِنَتِ الْبِئْرُ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Narasi Muhammad bin Sirin

Abu Huraira berkata, “Rasulullah (ﷺ) menempatkan saya sebagai penanggung jawab zakat Ramadhan (yaitu Zakat-ul-Fitr). Seseorang datang kepadaku dan mulai mengambil beberapa bahan makanan (zakat) dengan kedua tangan. Saya menangkapnya dan mengatakan kepadanya bahwa saya akan membawanya ke Rasulullah (ﷺ).” Kemudian Abu Huraira menceritakan seluruh narasi dan menambahkan, “Dia (yaitu pencuri) berkata, 'Setiap kali Anda pergi ke tempat tidur Anda, bacalah ayat “Al-Kursi” (2.255) karena kemudian seorang penjaga dari Allah akan menjaga Anda, dan Setan tidak akan mendekati Anda sampai fajar. '” Pada saat itu Nabi (ﷺ) berkata, “Dia mengatakan yang benar padamu, meskipun dia pembohong, dan dia (pencuri) sendiri adalah pencuri. Setan.”

Comment

Awal Penciptaan - Sahih al-Bukhari 3275

Riwayat ini dari Abu Huraira, yang tercatat dalam Sahih al-Bukhari, mengandung hikmah mendalam mengenai perlindungan spiritual dan sifat penipuan Setan.

Insiden Penjagaan Zakat

Abu Huraira dipercayakan oleh Nabi Muhammad (ﷺ) untuk menjaga Zakat al-Fitr, sebuah amanah suci. Ketika seorang pencuri mencoba mencuri dari dana amal ini, Abu Huraira menunjukkan tanggung jawabnya dengan menangkapnya.

Identitas pencuri sebagai Setan dalam wujud manusia mengungkapkan bagaimana kejahatan mendekati orang beriman melalui cara-cara halus, bahkan berusaha merusak kewajiban agama.

Kekuatan Ayat al-Kursi

Setan, dengan kelicikannya, menasihati untuk membaca Ayat al-Kursi (Ayat Kursi, 2:255) sebelum tidur. Ayat ini mengandung deskripsi terbesar tentang keagungan dan kedaulatan Allah, berfungsi sebagai perlindungan spiritual.

Konfirmasi Nabi bahwa "dia mengatakan yang sebenarnya kepadamu, meskipun dia adalah pembohong" menunjukkan bahwa kebenaran dapat datang dari sumber yang tidak terduga, tetapi kita harus waspada terhadap niat si pembawa pesan.

Komentar Ilmiah

Ulama klasik mencatat bahwa Setan terkadang berbicara benar untuk membuat kebohongannya lebih dapat diterima. Perlindungan yang ditawarkan oleh Ayat al-Kursi adalah asli, karena menegaskan kendali mutlak Allah atas penciptaan.

Ibn Hajar al-Asqalani berkomentar bahwa hadis ini menetapkan keutamaan membaca Ayat al-Kursi untuk perlindungan, sementara juga mengajarkan kita untuk bijak tentang sumber-sumber nasihat agama.

Insiden ini menunjukkan bahwa bahkan saat melakukan kewajiban saleh seperti menjaga Zakat, seseorang harus tetap waspada secara spiritual terhadap bisikan dan tipu daya Setan.