Nabi (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Malaikat tidak memasuki rumah yang memiliki anjing atau gambar di dalamnya."
Awal Penciptaan - Sahih al-Bukhari 3322
Nabi (ﷺ) bersabda, "Malaikat tidak memasuki rumah yang memiliki anjing atau gambar di dalamnya."
Komentar tentang Larangan
Hadis ini menetapkan dua larangan signifikan yang mencegah masuknya malaikat ke dalam tempat tinggal: memelihara anjing tanpa kebutuhan yang sah dan menampilkan gambar makhluk hidup. Malaikat yang dimaksud di sini secara khusus adalah malaikat rahmat dan berkah ilahi, bukan malaikat pencatat yang menemani manusia secara terus-menerus.
Mengenai anjing, para ulama membedakan antara tujuan yang diperlukan (berburu, menjaga ternak, bertani) dan sekadar persahabatan. Yang pertama diizinkan sementara yang kedua tidak disarankan. Adapun gambar, larangan berlaku terutama untuk representasi makhluk yang memiliki jiwa (manusia, hewan), karena ini meniru tindakan kreatif Allah dan merupakan praktik komunitas penyembah berhala.
Penjelasan Ulama
Imam Ibn Hajar al-Asqalani menjelaskan dalam Fath al-Bari bahwa malaikat menjauh dari ketidakmurnian dan dari apa yang menyerupai praktik kaum musyrik. Anjing secara alami tidak murni dalam air liurnya, sementara gambar mengingatkan pada penyembahan berhala bangsa-bangsa masa lalu.
Imam al-Nawawi menyatakan dalam Sharh Sahih Muslim bahwa larangan gambar paling kuat untuk yang ditampilkan dengan terhormat, sementara gambar di karpet, bantal, atau koin yang diinjak kurang parah. Hikmah di balik larangan ini termasuk mencegah gangguan selama shalat dan menghindari kemiripan dengan kekuatan eksklusif Pencipta dalam memberikan kehidupan.
Implikasi Praktis
Para ulama menyarankan bahwa jika seseorang harus memelihara anjing untuk tujuan yang sah, anjing tersebut harus disimpan di luar ruang hidup utama. Mengenai gambar, mereka harus dihapus dari tempat-tempat di mana shalat dilakukan atau di mana malaikat biasanya masuk. Foto yang diperlukan untuk dokumen identitas umumnya diizinkan oleh ulama kontemporer karena kebutuhan.
Tidak adanya malaikat berarti kehilangan doa mereka untuk penghuni, permohonan ampunan mereka, dan suasana spiritual yang mereka bawa. Oleh karena itu, Muslim harus berusaha menciptakan rumah yang layak dikunjungi malaikat melalui ketaatan pada pedoman ini.