Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Ketika Imam, saat shalat, berkata, “Allah mendengar orang yang memuji-Nya”, katakanlah: “Ya Allah! Tuhan kami! Segala pujian adalah untuk Engkau, karena jika perkataan salah seorang di antara kamu bertepatan dengan ucapan para malaikat, dosanya yang lalu akan diampuni.
Awal Penciptaan - Sahih al-Bukhari 3228
Hadis mulia ini dari Nabi Muhammad (ﷺ) berkaitan dengan momen suci dalam shalat ketika penyembah beralih dari rukuk ke berdiri tegak. Deklarasi Imam "Sami' Allahu liman hamidah" (Allah mendengar dia yang memuji-Nya) memberi isyarat kepada jemaah untuk merespons dengan "Rabbana wa lakal-hamd" (Tuhan kami, segala puji bagi-Mu).
Harmoni Jemaah
Nabi (ﷺ) menekankan signifikansi spiritual yang mendalam ketika ucapan orang beriman bertepatan dengan pujian para malaikat di alam surgawi. Sinkronisasi ini mewakili momen koneksi ilahi di mana alam duniawi dan surgawi bersatu dalam ibadah.
Pengampunan Ilahi Melalui Pujian yang Tersinkronisasi
Janji pengampunan untuk dosa-dosa masa lalu menunjukkan rahmat Allah yang sangat besar. Ketika pujian orang beriman selaras sempurna dengan pemuliaan para malaikat, itu menciptakan keadaan spiritual yang layak mendapat pengampunan ilahi. Ini mengajarkan kita pentingnya kehadiran hati dan ketepatan dalam mengikuti bentuk shalat yang ditetapkan.
Komentar Ilmiah
Ulama klasik menjelaskan bahwa sinkronisasi ini mengacu pada waktu dan esensi pujian. Pengampunan mencakup dosa-dosa kecil, sementara dosa besar memerlukan pertobatan khusus. Hadis ini mendorong umat Islam untuk shalat berjemaah dan mengikuti Imam dengan teliti, mencari momen berkah harmoni malaikat ini.