حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ، حَدَّثَنَا اللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ، عَنْ نَافِعٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ ـ رضى الله عنهما ـ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ إِذَا مَاتَ أَحَدُكُمْ فَإِنَّهُ يُعْرَضُ عَلَيْهِ مَقْعَدُهُ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ، فَإِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَمِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ، وَإِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَمِنْ أَهْلِ النَّارِ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan Sahl bin Sa'd

Rasulullah SAW berkata, “Sesungguhnya ﷺ 70.000 atau 700.000 dari pengikut-Ku akan masuk surga sama sekali, sehingga yang pertama dan yang terakhir di antara mereka akan masuk pada waktu yang sama, dan wajah mereka akan berkilauan seperti bulan purnama yang cerah.

Comment

Awal Penciptaan - Sahih al-Bukhari 3247

Nabi (ﷺ) bersabda, "Sesungguhnya! 70.000 atau 700.000 pengikutku akan masuk Surga bersama-sama; sehingga yang pertama dan yang terakhir di antara mereka akan masuk pada waktu yang sama, dan wajah mereka akan berkilau seperti bulan purnama yang terang."

Komentar tentang Angka-Angka

Variasi antara 70.000 dan 700.000 menunjukkan bahwa Nabi (ﷺ) menyebutkan kedua angka tersebut pada kesempatan yang berbeda, atau bahwa angka yang lebih kecil mewakili para pemimpin sementara yang lebih besar mencakup pengikut mereka. Para ulama mencatat bahwa angka-angka ini tidak lengkap tetapi mewakili kelompok-kelompok tertentu yang diberikan kehormatan ini tanpa perhitungan.

Ibn Hajar al-Asqalani menjelaskan bahwa mereka adalah orang-orang yang akan masuk Surga tanpa dikenai Perhitungan Akhir, seperti disebutkan dalam riwayat-riwayat otentik lainnya. Mereka adalah orang-orang yang tidak mencari ruqya (penyembuhan melalui Al-Qur'an), tidak percaya pada pertanda buruk, tidak menggunakan kauterisasi, tetapi menaruh kepercayaan penuh mereka pada Allah.

Signifikansi Masuk Kolektif

Masuknya yang pertama dan yang terakhir secara bersamaan menunjukkan rahmat Allah yang sangat besar dan kehormatan yang diberikan kepada kelompok khusus ini. Ini menghilangkan rasa prioritas atau penundaan, memberikan mereka kehormatan yang sama meskipun ada perbedaan dalam periode waktu atau jasa mereka.

Al-Qurtubi mencatat bahwa masuk kolektif ini mencerminkan persatuan umat Muslim dan keadilan Allah yang tertinggi, di mana kelompok khusus ini menerima perlakuan terhormat ini sebagai manifestasi rahmat ilahi di luar balasan biasa.

Metafora Bulan Purnama

Perbandingan dengan bulan purnama yang terang menandakan kilau dan kemurnian wajah mereka, mencerminkan cahaya iman dan kegembiraan mencapai Surga. Bulan purnama mewakili kesempurnaan, keindahan, dan penerangan - kualitas yang akan mencirikan penampilan mereka di Akhirat.

Ibn al-Jawzi berkomentar bahwa kilauan ini berasal dari cahaya amal mereka dan kemurnian tauhid mereka (monoteisme), yang akan terwujud secara fisik di Dunia Berikutnya, sama seperti kegelapan dosa akan terwujud sebagai kegelapan fisik bagi orang lain.