حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ، حَدَّثَنَا اللَّيْثُ، عَنْ عُقَيْلٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، قَالَ أَخْبَرَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ كَعْبٍ ـ رضى الله عنه ـ وَكَانَ قَائِدَ كَعْبٍ مِنْ بَنِيهِ قَالَ سَمِعْتُ كَعْبَ بْنَ مَالِكٍ حِينَ تَخَلَّفَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم‏.‏ وَلَمْ يَكُنْ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُرِيدُ غَزْوَةً إِلاَّ وَرَّى بِغَيْرِهَا‏.‏
Terjemahan
Narasi Ka'b bin Malik

Setiap kali Rasulullah (ﷺ) bermaksud melakukan Ghazwa, dia akan menggunakan samaran untuk menyembunyikan tujuan sebenarnya sampai itu adalah Ghazwa Tabuk yang dilakukan oleh Rasulullah (ﷺ) dalam cuaca yang sangat panas. Karena dia akan menghadapi perjalanan yang sangat panjang melalui gurun dan bertemu dan menyerang sejumlah besar musuh. Jadi, dia menjelaskan situasinya kepada umat Islam sehingga mereka dapat mempersiapkan diri sesuai dengan itu dan bersiap-siap untuk menaklukkan musuh mereka. Nabi (ﷺ) memberi tahu mereka tentang tujuan yang dia tuju.