حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ، حَدَّثَنَا جُوَيْرِيَةُ، عَنْ نَافِعٍ، قَالَ قَالَ ابْنُ عُمَرَ ـ رضى الله عنهما ـ رَجَعْنَا مِنَ الْعَامِ الْمُقْبِلِ فَمَا اجْتَمَعَ مِنَّا اثْنَانِ عَلَى الشَّجَرَةِ الَّتِي بَايَعْنَا تَحْتَهَا، كَانَتْ رَحْمَةً مِنَ اللَّهِ‏.‏ فَسَأَلْتُ نَافِعًا عَلَى أَىِّ شَىْءٍ بَايَعَهُمْ عَلَى الْمَوْتِ قَالَ لاَ، بَايَعَهُمْ عَلَى الصَّبْرِ‏.‏
Salin
Narasi Anas

Pada hari (pertempuran) Parit, orang-orang Ansar berkata, “Kami adalah orang-orang yang telah bersumpah setia kepada Muhammad untuk Jihaid (selama-lamanya) selama kita hidup.” Nabi (ﷺ) menjawab mereka, “Ya Allah! Tidak ada kehidupan melainkan kehidupan akhirat. Maka hormatilah orang-orang Ansar dan para emigran dengan kemurahan hatimu.”