Rasulullah (ﷺ) mengirim sekelompok orang Ansari untuk membunuh Abu-Rafi`. Salah satu dari mereka berangkat dan memasuki benteng mereka (yaitu musuh). Orang itu berkata, “Aku menyembunyikan diriku di kandang untuk hewan mereka. Mereka menutup gerbang benteng. Kemudian mereka kehilangan seekor keledai mereka, jadi mereka pergi mencari keledai. Saya juga pergi bersama mereka, berpura-pura mencarinya. Mereka menemukan keledai dan memasuki benteng mereka. Dan saya juga masuk bersama mereka. Mereka menutup gerbang benteng pada malam hari, dan menyimpan kuncinya di jendela kecil di mana saya bisa melihatnya. Ketika orang-orang itu tidur, saya mengambil kunci dan membuka gerbang benteng dan mendatangi Abu Rafi` dan berkata, 'Wahai Abu Rafi'. Ketika dia menjawab saya, saya melanjutkan ke arah suara itu dan memukulnya. Dia berteriak dan saya keluar untuk kembali, berpura-pura menjadi penolong. Aku berkata, 'Wahai Abu Rafi', mengubah nada suaraku. Dia bertanya kepada saya, 'Apa yang Anda inginkan; celakalah ibumu? ' Aku bertanya kepadanya, 'Apa yang terjadi padamu? ' Dia berkata, 'Saya tidak tahu siapa yang datang kepada saya dan memukul saya. ' Lalu aku memasukkan pedangku ke perutnya dan mendorongnya dengan paksa sampai menyentuh tulangnya. Kemudian saya keluar, dipenuhi dengan kebingungan dan pergi menuju tangga mereka untuk turun tetapi saya jatuh dan terkilir kaki saya. Aku datang kepada teman-temanku dan berkata, “Aku tidak akan pergi sampai aku mendengar ratapan para wanita.” Jadi, saya tidak pergi sampai saya mendengar para wanita meratap Abu Rafi`, pedagang Hijaz. Kemudian saya bangun, tidak merasakan sakit, (dan kami melanjutkan) sampai kami bertemu dengan Nabi (ﷺ) dan memberitahunya.