"Nabi (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Tadi malam setan besar (afreet) dari jin datang kepadaku dan ingin menyela doaku (atau mengatakan sesuatu yang serupa) tetapi Allah memampukanku untuk mengalahkannya. Saya ingin mengikatnya ke salah satu pilar masjid sehingga Anda semua dapat melihatnya di pagi hari tetapi saya ingat pernyataan saudara saya Salomo (seperti yang dinyatakan dalam Al-Quran): Tuhanku! Ampunilah aku dan berikanlah kepadaku kerajaan yang tidak akan menjadi milik siapa pun setelah aku (38.35)." Sub narator Rauh berkata, "Dia (setan) diberhentikan dengan dipermalukan."
Komentar Hadis: Interupsi Jin
Riwayat ini dari Sahih al-Bukhari (461) mengungkap realitas spiritual yang mendalam. Istilah "afreet" menunjukkan jin yang kuat, memberontak, dengan kekuatan luar biasa, mengindikasikan keseriusan konfrontasi spiritual ini selama shalat Nabi (Salat).
Perlindungan Ilahi dalam Ibadah
Kemampuan Allah memampukan Nabi untuk mengalahkan makhluk tangguh ini menunjukkan bahwa bantuan ilahi menyertai ibadah yang tulus. Insiden ini terjadi selama shalat malam (Tahajjud), menekankan signifikansi spiritual khusus dari ibadah malam hari.
Upaya jin untuk mengganggu shalat menunjukkan bahwa kekuatan setan secara aktif berusaha mengganggu hubungan orang beriman dengan Allah, terutama selama tindakan ibadah.
Kebijaksanaan dan Kerendahan Hati Kenabian
Penahanan Nabi dalam tidak memamerkan jin yang ditangkap mencerminkan kebijaksanaan yang mendalam. Dia mengingat doa Nabi Sulaiman dalam Quran 38:35, menyadari bahwa mencari mukjizat unik atau pamer kekuatan bertentangan dengan semangat penghambaan kepada Allah.
Ini mengajarkan Muslim bahwa kemenangan spiritual harus dikaitkan dengan rahmat Allah daripada menjadi kesempatan untuk kebanggaan pribadi atau tontonan. Pengusiran setan yang memalukan ini berfungsi sebagai pengingat bahwa semua kekuatan jahat pada akhirnya tunduk pada otoritas ilahi.
Pelajaran Praktis untuk Orang Beriman
Hadis ini menghibur orang beriman bahwa tidak ada bahaya spiritual yang dapat mengatasi mereka tanpa izin Allah. Ini mendorong ketekunan dalam shalat meskipun ada gangguan atau serangan spiritual.
Riwayat ini juga menggambarkan realitas dunia gaib dan peperangan spiritual konstan yang mengelilingi ibadah manusia, mengingatkan kita untuk mencari perlindungan Allah sebelum shalat melalui doa-doa yang ditetapkan.