حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ، قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ نَافِعٍ، وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ رَجُلاً، سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَنْ صَلاَةِ اللَّيْلِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ صَلاَةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى، فَإِذَا خَشِيَ أَحَدُكُمُ الصُّبْحَ صَلَّى رَكْعَةً وَاحِدَةً، تُوتِرُ لَهُ مَا قَدْ صَلَّى ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan Ibnu 'Umar

Suatu ketika seseorang bertanya kepada Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) (صلى الله عليه وسلم) tentang sholat malam. Rasul Allah (صلى الله عليه وسلم) menjawab, "Shalat malam dipanjatkan sebagai dua rakat diikuti dengan dua rakat dan seterusnya dan jika seseorang takut fajar (shalat Subuh) ia harus shalat satu rakaat dan ini akan menjadi Witir untuk semua rakat yang telah dia sholat sebelumnya."

Comment

Sholat Witr - Sahih al-Bukhari 990

Riwayat ini dari Nabi Muhammad (ﷺ) yang tercinta menetapkan prinsip-prinsip dasar sholat malam (Tahajjud/Qiyam al-Layl) dan sholat Witr. Penanya mencari bimbingan tentang melaksanakan sholat sunnah di malam hari, dan Nabi memberikan instruksi komprehensif yang telah dilestarikan untuk manfaat kita.

Metodologi Sholat Malam

Nabi (ﷺ) menginstruksikan bahwa sholat malam harus dilakukan dalam unit dua rakaat masing-masing. Pola ini berlanjut sepanjang malam, dengan tasleem (salam mengakhiri sholat) setelah setiap dua rakaat. Metode ini memungkinkan istirahat alami dan mencegah kelelahan fisik sambil mempertahankan struktur sholat yang tepat.

Ajaran ini menekankan pentingnya moderasi dan keberlanjutan dalam ibadah, memastikan bahwa orang beriman dapat mempertahankan konsistensi dalam sholat malam tanpa menjadi kewalahan.

Hikmah Witr

Ketika fajar mendekat dan waktu menjadi singkat, Nabi (ﷺ) mengajarkan bahwa seseorang harus mengakhiri sholat malam dengan satu rakaat Witr. Satu rakaat ini berfungsi sebagai sholat Witr (ganjil) yang menyegel semua rakaat genap sebelumnya yang dilakukan selama malam.

Ini menunjukkan fleksibilitas dan rahmat dalam ibadah Islam - jika seseorang takut kehilangan sholat Fajr karena sholat malam yang berkepanjangan, mereka dapat mempersingkat penutupan sambil tetap menerima pahala penuh dari melaksanakan Witr.

Komentar Ulama

Imam al-Nawawi menjelaskan bahwa hadis ini menetapkan Witr minimum sebagai satu rakaat, meskipun Witr lengkap adalah tiga rakaat. Hikmah di balik mengakhiri dengan angka ganjil adalah bahwa hal itu membedakan sholat malam dari sholat wajib, yang umumnya genap dalam jumlah.

Ibn Hajar al-Asqalani mencatat bahwa ajaran ini menunjukkan kepedulian Nabi terhadap kemudahan umatnya dalam beribadah, memberikan alternatif untuk berbagai keadaan sambil mempertahankan esensi dan pahala dari pengabdian.