حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ، قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ نَافِعٍ، وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ رَجُلاً، سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَنْ صَلاَةِ اللَّيْلِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ صَلاَةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى، فَإِذَا خَشِيَ أَحَدُكُمُ الصُّبْحَ صَلَّى رَكْعَةً وَاحِدَةً، تُوتِرُ لَهُ مَا قَدْ صَلَّى ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan 'A'isha

Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) biasa shalat sebelas rakat pada malam hari dan itu adalah shalat malamnya dan setiap sujudnya berlangsung selama satu waktu yang cukup bagi salah satu dari Anda untuk membaca lima puluh ayat sebelum Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) mengangkat kepalanya. Dia juga biasa shalat dua rakat (Sunnah) sebelum shalat Subuh (wajib) dan kemudian berbaring di sisi kanannya sampai Mu'adh-dhin datang kepadanya untuk shalat.

Comment

Shalat Witr - Sahih al-Bukhari 994

Rasulullah (ﷺ) biasa shalat sebelas rakaat di malam hari dan itu adalah shalat malamnya, dan setiap sujudnya berlangsung selama waktu yang cukup bagi salah satu dari kalian untuk membaca lima puluh ayat sebelum Rasulullah (ﷺ) mengangkat kepalanya. Beliau juga biasa shalat dua rakaat (Sunnah) sebelum shalat Fajr (wajib) dan kemudian berbaring di sisi kanannya hingga muadzin datang kepadanya untuk shalat.

Komentar tentang Shalat Malam

Praktik Nabi dengan sebelas rakaat membentuk shalat Tahajjud, yang mencakup shalat Witr. Para ulama berbeda pendapat apakah ini dilakukan sebagai 8 rakaat dengan 3 Witr, atau 10 dengan 1 Witr, tetapi totalnya tetap sebelas.

Sujud yang lama menunjukkan kesempurnaan khusyu' (ketundukan) dalam shalat. Kemampuan membaca lima puluh ayat menunjukkan sekitar 15-20 menit per rakaat, menunjukkan ketundukan Nabi yang sempurna dalam ibadah.

Signifikansi Dua Rakaat Sebelum Fajr

Dua rakaat ini termasuk di antara shalat Sunnah yang paling ditekankan, digambarkan oleh Nabi sebagai "lebih baik daripada dunia ini dan semua yang ada di dalamnya." Pelaksanaannya sangat dianjurkan bahkan saat bepergian.

Berbaring di sisi kanan setelahnya melambangkan ketenangan dan kesiapan untuk shalat Fajr, menunjukkan hubungan yang mulus antara ibadah sukarela dan wajib dalam praktik Nabi.

Keputusan Hukum yang Diambil

Shalat Witr adalah Sunnah yang dikukuhkan (Sunnah Mu'akkadah) menurut mayoritas ulama, dengan beberapa menganggapnya wajib.

Beristirahat antara Sunnah dan Fardhu Fajr diperbolehkan dan menunjukkan fleksibilitas dalam ibadah Islam.

Panjang postur shalat dapat bervariasi sesuai kemampuan seseorang, meskipun memperpanjangnya dengan ketundukan yang tepat adalah berharga.