حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ، حَدَّثَنِي نَافِعٌ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏"‏ اجْعَلُوا آخِرَ صَلاَتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan 'Abdullah bin 'Umar

Nabi (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Jadikanlah witir sebagai shalat terakhirmu di malam hari."

Comment

Sholat Witr

Sahih al-Bukhari 998

Teks Hadis

Nabi (ﷺ) bersabda, "Jadikan witr sebagai sholat terakhirmu di malam hari."

Komentar

Hadis ini menetapkan aturan mendasar bahwa sholat Witr harus mengakhiri sholat malam seseorang. Hikmah di balik perintah ini adalah bahwa sholat malam harus diakhiri dengan bilangan ganjil, sebagaimana Nabi (ﷺ) bersabda, "Allah adalah Witr (Ganjil) dan menyukai apa yang witr." Witr berfungsi sebagai penutup dan penyempurna sholat malam sunnah.

Para ulama telah sepakat bahwa Witr harus dilakukan setelah sholat Isya dan sebelum terbit fajar. Dianjurkan untuk menunda Witr hingga bagian terakhir malam bagi mereka yang bangun untuk Tahajjud, sementara yang lain dapat melakukannya segera setelah Isya untuk memastikan pemenuhannya.

Istilah "sholat terakhir" menunjukkan bahwa tidak ada sholat sunnah yang harus mengikuti Witr, meskipun Witr yang terlewat dapat diganti pada siang hari dengan jumlah rakaat genap. Aturan ini menekankan status khusus Witr sebagai sholat puncak dari ibadah malam.