حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى، أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ، حَدَّثَنَا خَالِدٌ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ـ رضى الله عنهما ـ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يَوْمَ أُحُدٍ ‏"‏ هَذَا جِبْرِيلُ آخِذٌ بِرَأْسِ فَرَسِهِ عَلَيْهِ أَدَاةُ الْحَرْبِ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Narasi Anas

Pamannya (Anas bin An-Nadr) absen dari pertempuran Badar dan dia berkata, “Saya absen dari pertempuran pertama Nabi (yaitu pertempuran Badar), dan jika Allah mengizinkan saya berpartisipasi dalam (pertempuran) dengan Nabi, Allah akan melihat seberapa kuat saya akan berperang.” Maka ia menemui hari pertempuran Uhud. Orang-orang Muslim melarikan diri dan dia berkata, “Ya Allah! Aku memohon kepada-Mu untuk memaafkan aku atas apa yang telah dilakukan orang-orang ini, dan aku jelas dari apa yang telah dilakukan orang-orang musyrik. Kemudian dia maju dengan pedangnya dan bertemu dengan Sad bin Mu'adh (melarikan diri), dan bertanya kepadanya, “Ke mana kamu pergi, wahai Sad? Aku mendeteksi bau surga di hadapan Uhud.” Kemudian dia melanjutkan dan menjadi martir. Tidak ada tubuh yang bisa mengenalinya sampai saudara perempuannya mengenalinya dari tahi lalat di tubuhnya atau dari ujung jarinya. Dia memiliki lebih dari 80 luka yang disebabkan oleh penusukan, memukul atau menembak dengan panah.